POLA KOMUNIKASI DAKWAH
DALAM PEMBINAAN AKHLAK
REMAJA
Setelah peneliti
mengikuti kegiatan yang
ada di wilayah kerja PC Persis Cikijing desa Sindang Kec. Cikijing
Kab. Majalengka dan mendapat
temuan-temuan data di
lapangan baik itu
berasal dari wawancara,
dokumen ataupun dari
hasil pengamatan lapangan,
selanjutnya peneliti menganalisa
temuan data yang
sudah didapat dengan
mengkomparasikan dengan teori-teori
yang tetera pada
bab II.
Adapun pola komunikasi dakwah
dalam pembinaan akhlak
remaja di wilayah kerja PC Persis Cikijing desa Sindang Kec. Cikijing
Kab. Majalengka sebagai berikut:
A. Pola Komunikasi
Dakwah Di Wialayah KerjaPCPersis Cikijing Desa Sindang Kec. Cikijing Kab, Majalengka
Pada peneliti
ini, penulis menemukan
beberapa macam pola
komunikasi dakwah yang menggunakan
penggabungan dari metode
dakwah dengan metode
komunikasi yang terjadi
di wilayah kerja PCPersis
Cikijing desa Sindang Kec. Cikijing Kab. Majalengka yaitu
sebagai berikut:
1.
Bil lisan
Metode bil
lisan yang digunakan
PC Persis Cikijing desa Sindang,
mencangkup komunikasi dakwah
dalam metode ceramah, diskusi,
pecakapan antar pribadi,
silaturahmi.
a. Komunikasi dakwah
dalam metode ceramah
Metode ceramah ini merupakan metode penyampaian materi dakwah yang diberikan oleh asatidz (para
ustadz) dalam bentuk tatap muka langsung atau yang disebut
komunikasi satu arah, yaitu
menempatkan komunikator sebagai
pemberi aksi dan
komunikan hanya sebagai
penerima aksi saja.
Demikian halnya dalam
proses pengajaran seorang
ustadz lebih aktif
dalam menyampaikan bahan
pengajaran, sedangkanremaja (peserta didik) hanya
bisa menerima apa
yang disampaikan oleh
ustadz tanpa berkomentar
apapun. Ini bertujuan untuk
memberikan pengetahuan tentang nilai-nilai tertentu.
Seperti yang peneliti saksikan proses pada pengajian-pengajian rutin yang dilakukan di wilayah
kerja PC Persis Cikijing desa Sindang pada setiap
malam sabtu, bahwa mereka
mengunakan metode ceramah, dimana pemateri memberikan pesan atau materi
dakwahnya kepada peserta didikdengan
satu arah atau dengan tatap muka langsung antarapemateridenganpeserta didikdan jama’ah lain yang
mengikuti mendapatkan materi
yang sama.
b.
Komunikasi dakwah
dalam metode diskusi
Diskusi merupakan
metode yang bertujuan
untuk memecahkan suatu
permasalahan atau untuk
mencari solusi dari
akar suatu masalah
dengan cara bertukar
pikiran atau yang
disebut komunikasi dua
arah, yaitu sebagaimana
yang dilakukan oleh asatidz di wilayah kerja PC Persis
Cikijing desa Sindang mengamanahkan
kepada peserta didik
dalam melaksanakan suatu kegiatan
keagamaan agar terlaksana
sebagaimana yang diharapkan.
Ustadz (komunikator) bisa
berperan sebagai pemberi
aksi dan penerima
aksi. Demikian pula
halnya peserta didik
(komunikan), bisa berperan
sebagai penerima aksi
dan bisa pula
sebagai pemberi aksi.
Dalam proses pengajaran
baik ustadz maupun
peserta didik dapat
berperan ganda sebagai
pemberi dan penerima
aksi atau komunikasi
ini bisa dikatakan
komunikasi interpersonal, yaitu
proses pertukaran informasi
antara komunikator dengan
komunikan yang feedbecknya
secara lansung dapat
diketahui, serta komunikator
dan komunikan memiliki
dua fungsi sekaligus.
Dengan mendiskusikan masalah yang ada maka sikomunikan akan lebih mudah paham dan apabila ada yang kurang paham
akan didiskusikan secara bergatian. Ini dilakukan setelah selesaipenyampaian materi. Jadi parakomunikandibebaskan menanyakan hal-hal yang berhubungan
dengan ibadah sampai mereka paham. Selain itu, untuk memahamkan materi yang
telah disampaikan, maka peserta didik di wilayah kerja PC Persis Cikijing desa Sindang
lansung mempraktekkandalam keseharian mereka.
c. Komunikasi dakwah dalam
Percakapan antar pribadi
Percakapan antar pribadi merupakan metode dakwah yang
menggunakan kesempatan yang baik dalam percakapan bebas dansebagainya. Metode
dakwah dengan menggunakan percakapan pribadi ini cenderung melibatkan satu, dua
atau tiga orang saja, dan melibatkan kemapuan emosional yang tinggi.
Dalam perkembangan metode komunikasi
dakwah ini
sangat membantu dalam merengkrutremaja. PCPersis Cikijing desa Sindangjuga menggunakan metode ini dalam pembentukan
akhlak remaja, dan menambah
wawasan mereka yang berkaitan
dengan pemahaman agama Islam maupun ilmu umum karena ustadz-ustadzdisana
memiliki latar belakang yang berbeda, ada yangbackgrounddari umum
seperti sarjana Pendidikan dalam Bahasa
inggris, sarjana komputer, sarjana
ekonomi,dan lain-lain. Jadi wawasannya bukan cuma ilmu agama saja tapi
juga ada ilmu umum.
d.
Komunikasi dakwah
dalam silaturahmi
Silaturahmi adalah salah
satu metode yang
digunakan di wilayah kerja PC Persis Cikijing desa Sindang. Silaturahmi ini sebagai
sarana untuk mempererat
antar asatidz dengan wali
peserta didik dan juga
salah satu metode
dakwah yang digunakan
dalam merekrut masyarakat
luar di wilayah kerja PC Persis
Cikijing desa Sindang karena
mereka ikut juga
diundang. Jadi masyarakat
luar bisa bergabung
dalam acara tersebut,
dan biasanya masyarakat
yang datang ada
yang bertanya tentang
apa tujuan dari
acara tersebut. Sehingga
melalui pertanyaan itulah
mereka menjelaskan dan
menyampaikan dakwahnya.
2.
Bil hal
Bil hal merupakan metode
komunikasi dakwah yang
digunakan di wilayah kerja PC Persis Cikijing desa Sindang
khususnya dalam pendidikan.
Metode ini merupakan
salah satu system
yang dipakai dengan
system pembinaan dan
pengembangan. Sehingga membantu
dalam membangun mengembangkan
sumber daya manusia
yang handal dan
diharapkan mampu menjadi
generasi yang tidak
saja pandai di
bidang ilmu umum,
teknologi (IPTEK), tapi
juga mahir dan
ahli dalam ilmu
agama (IMTAK).
Temuan data
yang peneliti dapatkan
terkait dengan metode
ini, bahwa di wilayah kerja
PC Persis Cikijing desa Sindangmenggunakan metode
ini antara lain:
b.
Latihan kultum
yang dilakukan setiap
hari sabtu -
kamis secara bergantian
oleh peserta didik
pada waktu ba’da sholat
isya’.
c.
Latihan public speaking
bahasa ingris dan
bahasa arab yang
dilakukan setiap hari
minggu oleh peserta
didik pada waktu ba’da
sholat asar.
Adapun yang menjadi
unggulan dalam pembinaan
remaja di wilayah kerja PCPersis Cikijing desa Sindangsalah satunya
ialah belajar baca
tulis dan menghafal
al-Qur’an.
B. Pembinaan akhlak
remaja di wilayah kerja PC Persis Cikijing desa Sindang Kec. Cikijing Kab. Majalengka
Dalam proses
pembinaan akhlak remaja
yang ada di wilayah kerja PC Persis Cikijing desa Sindang. Penulis
menemukan beberapa unsur-unsur
komunikasi, asatidz yang
merupakan sebagai komunikator
dalam menyampaikan pesan
(materi pelajar/ pembinaan
akhlak) kepada peserta
didiknya. Adapun pesannya
itu adalah berupa
materi pelajaran/pembinaan akhlak
yang dilakukan oleh
asatidz kepada peserta
didiknya. Dan peserta
didiknya sendiri sebagai
komunikan atau penerima
pesan yang telah
disampaikan oleh asatidz
tersebut. Sedangkan yang
menjadi medianya adalah
sekolah dan masjidz
tempat terjadinya komunikasi
antara asatidz dengan
peserta didik khususnya
dalam pembinaan akhlak
di wilayah kerja PC Persis
Cikijing desa Sindang. Maka dari
situlah timbul efek
komunikasi dimana asatidz
menjadi teladan yang
baik bagi peserta
didiknya dalam bersikap
dan berucap, sehingga
peserta didiknya dapat
mencontohnya dalam kehidupan
sehari-hari mereka baik
dilingkungan sekolah, lingkungan
keluarga, maupun lingkungan
masyarakat.
Selanjutnya
jika melihat pola
komunikasi yang berlansung
dalam kegiatan pembinaan
akhlak yang telah
dilakukan oleh asatidz
terhadap peserta didik di wilayah kerja PC Persis Cikijing desa Sindang menurut
pengamatan penulis sudah
dilakukan pola komunikasi
dakwah yang efektif
dan sangat efesien
untuk melangsungkan kegiatan
tersebut.
Proses
pembinaan akhlak yang
terjadi di wilayah kerja PC Persis Cikijing desa Sindang merupakan suatu
komunikasi tatap muka (face
to face), dan komunikasi
tersebut mempunyai ciri-ciri
komunikasi kelompok, jika
dilihat dari segi
sasaran dan situasi.
Adapun ciri-ciri
tersebut adalah:
1.
Proses
komunikasi yang disampaikan
oleh seorang pembicara
pada khalayak dalam
jumlah yang lebih
besar pada tatap
muka. Hal tersebut
menunjukan adanya seorang pembicara,
dalam hal ini
adalah asatidz yang
menjelaskan pada khalayak
atau peserta didik
dengan jumlah yang
besar.
2.
Komunkasi berlansung secara
continue. Hal ini PC
Persis Cikijing desa Sindang menggunakan
program suatu kurikulum
dalam sekolah yang
mempunyai jadwal yang
pasti dan berlansung
secara terus menerus.
3.
Pesan
yang disampaikan terencana (dipersiapkan) dan
bukan spontanitas untuk segmen khalayak tertentu.
Maksud dari ciri
ini adalah seorang komunikator atau pembicara
(dalam hal ini asatidz) harus
mempunyai program yang
terencana atau sudah
disiapkan sebelumnya. Bukan
suatu spontanitas, Karena
hal tersebut harus
dipertanggung jawabkan oleh
komunikator terhadap kurikulum
yang dibebankan.
Berkaitan
dengan penggunaan metode pengajaran
(pembinaan) dalam akhlak
remaja di wilayah kerja PC Persis Cikijing desa Sindang, fungsi metode mengajar
tidak dapat diabaikan
oleh asatidz. Karena
metode mengajar tersebut
turut menentukan berhasil
tidaknya proses pembinaan
dan merupakan bagian
terpenting dalam suatu
system pengajaran, hal
ini tentu didukung
oleh bentuk atau
pola komunikasi yang
baik.[1]
C.
Faktor pendukung,
dan hambatan komunikasi
dakwah dalam pembinaan
akhlak remaja di wilayah kerja PC Persis Cikijing desa Sindang Kec. Cikijing Kab. Majalengka
Setiap
orang tua pasti
mengharapkan anak-anaknya agar
menjadi orang yang
berguna bagi bangsa
dan negara serta
dapat berbakti kepada
orang tua. Namun
kenyataannya lain, untuk
mendapatkan semua itu bukan
hanya sekedar angan-angan
saja, tetapi harus
disertai dengan berbagai
macam ilmu dan
pengetahuan serta pembinaan
dari asatidz dan
orang tua agar
si anak menjadi orang
yang berbakti kepada
orang tua, maupun
bangsa dan negara
serta mewujudkan rasa
cintanya dalam beragama.
Adapun
pembinaan akhlak remaja
di wilayah kerja PCPersis Cikijing desa Sindang, tidaklah
lain sebagai komitmen
sekaligus visi utama PCPersis
Cikijing desa Sindang Kec. Cikijing Kab. Majalengka
untuk mencetak remaja-remaja
yang mempunyai akhlatul karimah.
Sebagaimana firman Allah SWT:
ÙˆَØ¥ِÙ†َّÙƒَ Ù„َعَÙ„َÙ‰ٰ Ø®ُÙ„ُÙ‚ٍ عَظِيمٖ Ù¤
Artinya:
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi
pekerti yang agung”(QS.
Al-Qalam 68: 4)
Dan firman Allah SWT
lainnya:
Ø¥ِÙ†َّآ Ø£َØ®ۡÙ„َصۡÙ†َٰÙ‡ُÙ… بِØ®َالِصَØ©ٖ Ø°ِÙƒۡرَÙ‰ ٱلدَّارِ
٤٦
Artinya:
“Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka
dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu
mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat”(QS. Shaad 38: 46)
Diharapkan remaja-remaja
terbiasa untuk menggunakan
akhlaknya dalam kehidupan
sehari-hari, dan tentunya
tidak hanya dalam
sekolah semata akhlak
itu mereka gunakan
melainkan diluar sekolah
juga bisa diterapkan.[2]
1.
Faktor pendukung
Adapun
faktor pendukung dalam
pembinaan akhlak remaja ini
antara lain:
a. Adanya kerjasama
antara pihak asatidz
dengan orang tua
peserta didik.
b. peserta didik
tinggal dilingkungan sekolah,
jadi keadaan peserta
didik lebih terkontrol.
c. Diadakannya alat
olahraga dan buku-buku
paket diperpustakaan, dan
buku-buku kepesantrenan sehingga
memudahkan mereka untuk belajar
dan bermain
d. Lingkungan sekolah
yang nyaman, sehingga peserta didik
betah tinggal didalamnya.
2.
Faktor penghambat
Adapun
beberapa faktor penghambat
dalam pembinaan akhlak
remaja antara lain:
a. Kurangnya kedisiplinan
dalam melaksanakan peraturan
yang ada dalam pembinaan
b. Kurangnya sarana
dan prasarana yang
memadai
c. Masih adanya
peserta didik yang
tidak tinggal di
sekolah yang mana disekolahan
tempat memudahkan asatidz dalam membina peserta didik.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Pola
komunikasi dakwah yang
digunakan di wilayah kerja PC Persis Cikijing desa Sindang
Kec. Cikijing Kab. Majalengka adalah:
Bil lisanyang mengunakan metode ceramah, metode diskusi, metode percakapan antara pribadi dan silaturahmi; Bil hal
dengan system pembinaan dan
pengembangan melalui Pendidikan.
2.
Pembinaan
akhlak remaja di wilayah kerja PC Persis Cikijing desa Sindang
Kec. Cikijing Kab. Majalengka ialah:
Melalui Pendidikan dengan Kegiatan
tadarus; latihan kultum; latihan public speaking bahasa Arab
dan bahasa Indonesia. Dan dalam
prosesnya menggunakan komunikasi
tatap muka.
3.
Factor pendukung
ialah:
Adanya
kerjasama antara pihak
asatidz dengan orang
tua peserta didik;
peserta didik tinggal
dilingkungan sekolah, jadi
keadaan peserta didik
lebih terkontrol; Diadakannya
alat olahraga dan
buku-buku paket diperpustakaan, dan
buku-buku kepesantrenan sehingga
memudahkan mereka untuk belajar
dan bermain; Lingkungan
sekolah yang nyaman,
sehingga peserta didik betah
tinggal didalamnya.
4.
Factor penghambat ialah:
Kurangnya
kedisiplinan dalam melaksanakan
peraturan yang ada
dalam pembinaan; Kurangnya sarana
dan prasarana yang
memadai; Masih adanya
peserta didik yang
tidak tinggal di
sekolah yang mana disekolahan
tempat memudahkan asatidz dalam membina peserta didik.
B.
Saran-saran
Ada beberapa
hal yang harus
diperhatikan oleh pembina
peserta didik di wilayah kerja PC
Persis Cikijing desa Sindang
Kec. Cikijing Kab. Majalengka
antara lain:
Bagi asatidz
ataupun Pembina remaja lainnya hendaknya
selalu berusaha menjadikan
lingkugan hidup remaja
yang agamis, dalam
arti menunjukan terwujudnya
pengalaman ajaran-ajaran agama
secara nyata. Harus
memiliki rasa pengabdian dan tanggung
jawab yang tinggi terhadap
pertumbuhan dan perkembangan
moral remaja, serta
memberikan teladan yang
baik kepada mereka
sehingga bisa dicontoh
dan diteladani.
Dan bagi para
peneliti yang bermaksud akan
melakukan sebuah penelitian
dengan mengangkat pembahasan
pola komunikasi dakwah, disarankan
dapat meneruskan penelitian ini dengan
membahas tentang efektifitas
pola komunikasi dakwah
di wilayah kerja PC Persis
Cikijing desa Sindang Kec. Cikijing Kab. Majalengka ataupun
lembaga-lembaga yang terkait
lainnya.
[1]
Ust. Ajang Supriatna, S.Pd.I. Mudir MTS PERSIS SINDANG, Kec. Cikijing, Kab.
Majalengka.
[2]
Ust. Zafar Shidiq. A, S. Pd, Ketua pembina peserta didik (satri) MTS PERSIS
SINDANG, Kec. Cikijing, Kab. Majalengka.